Harga: 70.000
Hubungi: 085885753838
Sinopsis:
Alhamdulillah, Syukur kepada Allah ta’ala yang
telah memberikan kenikmatan yang sangat banyak hingga saat ini kita masih
berada dalam hidayahNya. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada junjungan
alam, Nabiyyina Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam, ahli baitnya, para
shahabatnya dan orang-orang yang senantiasa mengikuti jejak langkahnya hingga
akhir zaman.
Syukur kepada Allah ta’ala juga kami haturkan
atas rahmatNya akhirnya buku ini bisa diterbitkan. Bahan dari buku ini adalah
kumpulan dari beberapa penulis yang konsen dalam bidang etnografi khususnya di
wilayah Tatar Sunda (Jawa Barat). Sedikitnya referensi mengenai etngrafi Suku
Sunda menjadi alasan kami untuk menerbitkannya. Walaupun ada beberapa pihak
yang mungkin tidak berkenan dengan hadirnya buku ini karena dianggap melanggar pikukuh
karuhun yang malrang untuk menuliskan segala hal yang berkenaan dengan
budaya Sunda. Namun kami hanya sekadar memberikan kontribusi bahwa pesona
budaya Sunda ini harus diwariskan kepada generasi berikutnya.
Fokus kajian pada buku ini adalah mengenai
Kampung Naga, sebuah kampung adat yang eksotik dengan budaya buhun yang
tetap abadi hingga saat ini. Perkembangan zaman yang terus berputar tidaklah
menggoyahkan sendi-sendi kehidupan warganya. Terbukti masih berjalannya ritual
Hajat Sasih yang dilakukan setiap dua bulan sekali yang bertepatan dengan
hari-hari besar Islam. etnografi mengenai Hajat Sasih ditulis oleh Abdurrahman
Misno Bambang Prawiro.
Kampung Naga dari segi arsitektur memiliki
keunikan tersendiri, masjid yang berdiri kokoh di tengah kampung memiliki nilai
budaya yang sangat tinggi. Berbeda dengan masjid lainnya di wilayah Sunda, maka
masjid Kampung Naga tetap menjaga artsitektur lokal tanpa terpengaruhi budaya
Arab dan India. hasilnya masjid tersebut lebih mirip rumah-rumah penduduk di
sekitarnya, yaitu dengan bahan dasar kayu dan injuk sebagai atapnya. Arsitektur
kampung Naga ditulis secara menarik dengan metode etnografi oelh Muhammad
Alifuddin.
Nilai-nilai leluhur Kampung Naga tidak akan
bisa eksis tanpa adanya usaha pewarisan secara berkelanjuran dari generasi ke
generasi. Oleh karena itu upaya untuk mewariskan tersebut dilakukan oleh
komunitas Kampung Naga kepada keturunannya. Farah Ruqayah menulis mengenai pola
pewarisan nilai-nilai tersebut dalam konteks kebudayaan. Hasilnya bahwa salah
satu rahasia eksistensi Kampung Naga adalah karena pola pewarisan yang berbeda
dengan masyarakat di sekitarnya. Adanya ikatan yang sangat kuat dengan leluhur
dan pemimpin yang kharismatik menjadikan pola-pola pewarisan tersebut terus
berlangsung.
Selanjutnya tulisan Wahyu Irayana yang memotret
segi mitologi komunitas Kampung Naga. Sebagai komunitas adat mereka memiliki
kekayaan dalam bentuk mitos yang hingga saat ini masih bertahan dan diyakini
oleh warganya. Perubahan zaman tidaklah serta merta menghilangkan mitos
tersebut, namun untuk menjaga agar tidak terjadi kesalahpahaman pada masyarakat
luar maka mitos tersebut seringkali ditafsirkan lebih kontekstual dengan
perkembangan zaman.
Akhirnya, kami mengucapkan semoga buku ini
menjadi sumbangan positif bagi kebudayaan Nusantara khususnya kebudayaan Sunda
yang telah memberikan inspirasi bagi kebudayaan Nasional. Kritik dan saran yang
konstruktif kami tunggu untuk perbaikan di masa yang akan datang.